Saturday, January 24, 2015

Kematian Harapan

Kematian merupakan sebuah keniscayaan, karena setiap kita pasti akan mengalaminya. Cepat atau lambat kita tentu akan berada pada pintu yang bernama kematian. Semuanya sama, hanya waktu saja yang membedakannya. Ketika kita ditinggalkan oleh orang yang kita cintai, diri kita menjadi sedih adalah lumrah. Namun, apabila kita menjadi larut dalam kesedihan, hancur dalam harapan, kegoncangan jiwa yang kian mendalam. Maka sesungguhnya saat itu kita sedang mengalami apa yang disebut “Kematian Harapan”.
Rasa sedih adalah fitrah. Begitu juga dengan bahagia. Yang menjadikan diri kita mulia adalah seperti yang digambarkan oleh Rasulullah Saw dalam sebuah haditnya:

“Aku kagum terhadap urusan orang yang beriman, karena seluruh urusannya merupakan kebaikan baginya. Jika mendapatkan kesenangan ia bersyukur, maka syukur adalah kebaikan baginya. Jika ditimpa kesulitan ia bersabar, maka sabar itu merupakan kebaikan baginya. Hal seperti ini tidak akan didapati pada seseorang kecuali orang yang beriman.” (HR. Muslim)

Benar, adakalanya kita hidup namun hakekatnya kita mati. Harapan kita mati. Tidak sedikit diantara kita, sadar ataupun tidak mengalami penyakit ini. Penampakannya adalah kegelisahan hidup, kemudian menjelma menjadi rasa resah dan berujung pada keputusasaan. Saat itulah, hidupnya menjadi tidak bermakna, berpaling dari kenyataan dan kecewa dengan takdir. Setiap detiknya akan menjadi rasa penyesalan tanpa upaya perubahan. Setiap saatnya akan menjadi kekecewaan tanpa sedikitpun introspeksi. Pada diri orang yang demikian, hidupnya hanyalah kenistaan, karena hakekatnya dia sudah mengalami kematian harapan.

Allah SWT tidak mengajarkan demikian. Allah memerintahkan kita untuk menjadi sosok-sosok yang penuh dengan rasa optimis, berbaik sangka dan bersyukur. Ketika ada ujian menghadang, kesempitan hidup yang berkepanjangan, hakekatnya itu adalah test yang akan menaikkan derajat hidup kita; baik di hadapan manusia, terlebih di hadapan Allah SWT. Begitu pun ketika diberikan nikmat yang melimpah, itupun hakekatnya adalah ujian hidup kita dari sisiNya. Akankah kita menjadi hambaNya yang bersyukur. Maka, setiap kejadian adalah baik bagi kita untuk diambil ibrahnya. Tidak ada yang buruk ketika kita masih memiliki nyawa harapan.


Mari merubah diri jadi lebih baik.........!

No comments:

Post a Comment