Tuesday, May 26, 2015

Studi Kasus Terhadap Anak

a.      Identifikasi Kasus
Identifikasi kasus adalah pengumpulan data tentang konseli dengan tujuan untuk menentukan konseli yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar dan memilih konseli yang memerlukan bantuan. Dalam  masa observasi yang sudah berjalan ini, langsung ditunjukkan konseli oleh kepala sekolah SD Briliant. Keanehan yang terjadi terhadap konseli telah dirasakan oleh guru kelas selama pembelajaran di kelas. Adapun identitas konseli adalah sebagai berikut :
Identitas Konseli
Nama               : KNSW
Jenis kelamin   : Laki-laki
Kelas               : I (satu)
Alamat rumah  : Jl. Waru 21A RT 01/10, Tanjung Lawas.
Untuk memperoleh data yang ada pada konseli, penulis menggunakan metode pengumpulan data observasi dan wawancara.
1)        Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan komunikasi langsung dengan konseli. Wawancara ini bersifat langsung. Penulis berkomunikasi dengan konseli dan guru BK dalam bentuk tanya jawab untuk memperoleh keterangan lebih lanjut dari data yang diperoleh.
Pelaksanaan wawancara ini diciptakan dalam suasana yang akrab dan santai agar konseli tidak ragu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya dan mengungkapkan permasalahannya. Dari hasil wawancara diperoleh data bahwa konseli merasa sering malas belajar karena mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis.
2)        Observasi
Data dikumpulkan melalui pengamatan secara langsung aktivitas, tingkah laku, dan sikap konseli. Pengamatan dilakukan di dalam kelas selama proses belajar mengajar. Berikut ini adalah data-data yang diperoleh dari hasil observasi:
(a)    Kurangnya keaktifan dan keterlibatan konseli tersebut selama proses belajar mengajar.
(b)   Konseli tergolong konseli yang pendiam dan jarang mengikuti pembelajaran dengan serius.

b.      Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah adalah untuk mengklasifikasikan masalah secara rinci., adapun masalah konseli yaitu konseli tidak lancar dalam membaca, karena ketidak lancaran membaca tersebut konseli menjadi jarang belajar, waktunya habis untuk bermain bersama teman-temannya. Bahkan saat ada ulangan harian pun konseli tidak belajar. Di dalam kelas konseli sering tidak serius mengikuti pelajaran. Dua hal tersebut merupakan faktor penyebab hasil ulangan konseli tidak memuaskan. Dari uraian tersebut saya simpulkan bahwa konseli mengalami kesulitan belajar.
  
c.       Diagnosis
Diagnosis adalah langkah menemukan masalah atau mengidentifikasi masalah. Dari diagnosis ini dapat diperoleh faktor-faktor penyebab masalah.  Dari beberapa langkah yang telah dilakukan, ada dua penyebab masalah yang dihadapi konseli, yaitu:
1)        Faktor internal
(a)    Konseli kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
(b)   Saat guru menjelaskan konseli kurang memperhatikan.
(c)    Konseli banyak menghabiskan waktu untuk bermain bersama teman-temannya.
(d)   Kurangnya motivasi belajar.
(e)    Belum bisa membagi waktu antara bermain dan belajar.
2)        Faktor Eksternal
Letak rumah yang jauh menyebabkan konseli malas sekolah dan sering terlambat ke sekolah.

d.      Prognosis
Prognosis adalah suatu langkah untuk menentukan jenis bantuan apa yang sesuai dan dapat diberikan tergantung pada latar belakang masalah yang dihadapi. Dari latar belakang masalah yang di peroleh maka penulis ingin memberikan pekerjaan rumah (PR) untuk membaca agar dapat lancar membaca sehingga dapat meningkatkan keinginan untuk belajar. Ketika keinginan belajar tersebut sudah didapatkan maka konseli dengan mudah :
1)      Berkonsentrasi dan bersemangat dalam pembelajaran
2)      Mengatur jadwal belajar dan bermain.
3)      Meningkatkan prestasi belajarnya.

 e.       Terapi
Terapi merupakan pertolongan atau bantuan yang diberikan kepada konseli sesuai dengan latar belakang masalah yang dihadapi konseli. Tujuan dari terapi ini adalah untuk membantu konseli menemukan akternatif pemecahan masalah yang sedang dihadapinya. Dari tahap ini diharapkan masalah konseli dapat diatasi dengan baik. Beberapa bantuan yang diberikan sebagai berikut :
1)        Memberikan motivasi dan arahan yang jelas kepada konseli untuk rajin membaca dan menulis
2)        Memberikan pekerjaan rumah untuk membaca dan menulis.
3)     Home visit untuk melakukan pendekatan dengan orang tua konseli dan memberikan saran untuk terus memantau kegiatan dan jadwal belajar konseli terutama ketika dirumah agar konseli bisa memperbaiki nilai-nilai dalam pembelajarannya.

f.       Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah bantuan yang diberikan memperoleh hasil yang baik atau tidak. Evaluasi ini dilakukan setelah praktikan dan konseli melakukan beberapa kali pertemuan. Dalam hal ini evaluasi dilakukan setelah praktikan selalu memberikan tugas membaca dan meringkas apa yang sudah dibaca dengan menulisnya di buku. . hal ini dilakukan secara bertahap dan setiap minggu selama kurang lebih satu bula. Setelah mengecek hasil jawaban dari konseli, praktikan melihat peningkatan kemampuan membaca dan menulis pada konseli. Sehingga konseli dapat meringkas suatu bacaan secara lisan maupun tertulis.

g.      Tindak Lanjut
Tindak lanjut atau follow up adalah tindakan atau usaha untuk mengetahui keefektifan suatu usaha konseling yang telah dilakukan. Metode yang digunakan dalam langkah ini adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi.
1.      Metode wawancara
Metode ini dilakukan praktikan untuk menggali respon konseli berkaitan dengan saran-saran yang diberikan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa konseli lebih mudah untuk mengerjakan tugas dari guru dan lebih semangat mengikuti pelajaran dan belajar secara teratur di rumah setelah ada masukan-masukan yang diberikan oleh praktikan.
2.      Metode observasi
Metode ini dilakukan untuk mengamati konseli dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil pengamatan menunjukkan konseli mempunyai motivasi lebih dalam mengikuti pembelajaran. Konseli lebih aktif mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian.

Karena keterbatasan waktu observasi yang dilakukan praktikan di SD Briliant untuk bimbingan selanjutnya dilanjutkan pihak sekolah baik gur BK, guru, wali kelas, maupun kepala sekolah dengan memberikan laporan layanan studi kasus ini untuk mendapat pantauan lebih lanjut.

No comments:

Post a Comment